
Tanah Lot sebuah objek wisata di Bali yang menawarkan keindahan alam
saat matahari terbenam. Keunikan Pura Tanah Lot ialah tempatnya yang
terletak di tengah laut kira-kira 300 meter dari bibir pantai, terdapat
juga batu karang yang di tengahnya terdapat gua besar.
Di sebelah
utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing
yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan
berbentuk seperti jembatan yang melengkung. Di sini ada dua pura yang
terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan
satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan dan merupakan pura laut tempat pemujaan dewa penjaga laut.
Di
bawah dan di sebelah barat terdapat sumber air tawar yang merupakan air
suci bagi Umat Hindu. Apabila turun ke pantai antara Pura Tanah Lot
dengan tebing, maka pada bulan tertentu akan menyaksikan matahari
terbenam dimana bola matahari yang berwarna merah akan tepat berada di
lobang tebing, seperti mata yang lelah memandang dunia. Sayangnya
pemandangan ini hanya dapat disaksikan pada bulan-bulan tertentu yaitu
saat matahari tenggelam condong ke utara.
Tentunya anda kalau ingin berlibur ke Tanah Lot harus menggunakan Mobil, tapi jangan kuatir kami sewa mobil bali siap melayani anda. Perjalanan dari Kuta menuju ke Tanah Lot dengan Rental mobil Bali memerlukan waktu +/- 2 Jam perjalanan
Pada beberapa lorong tebing karang di sekitar Pura Tanah Lot terdapat
ular-ular belang yang jinak dan dipercaya oleh masyarakat setempat
sebagai penjaga pura. Di sekitar pura juga terdapat mata air tawar dan
dapat dilihat apabila air laut sedang surut. Keberadaan mata air itulah
yang menjadi salah satu pertimbangan ketika tempat ini dipilih sebagai
lokasi pura tersebut.
Kata Tanah Lot terdiri dari kata “Tanah” yang diartikan sebagai batu karang, “Lot” atau “Lod”
berarti laut. Jadi Tanah Lot dimaksudkan yaitu tanah yang ada di tengah
laut. Pura Tanah Lot didirikan pada abad ke-15 oleh Pedanda (pendeta)
Hindu bernama Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari
Kerajaan Majapahit. Danhyang Niratha dalam perjalanannya untuk
menyebarkan agama Hindu dari tanah Jawa pada abad ke-16. Sebelum
memberikan petunjuk untuk mendirikan pura di tempat ini, beliau
merasakan adanya getaran-getaran kesucian dan mendapatkan kesempurnaan
bathin.
Menurut Legenda Danghyang Nirartha yang menganut ajaran
Hindu berhasil menguatkan kepercayaan masyarakat setempat untuk tentang
ajaran Agama Hindu. Seorang pemimpin suci di tempat itu yang bernama
Bendesa Beraban merasa tersaingi karena banyak pengikutnya menjadi
pengikut Danghyang Nirarta. Kemudian Bendesa menyuruh Danghyang Nirartha
pergi meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi
tapi sebelum meninggalkan Tanah Lot dengan segala kekuatannya ia
memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai dan membangun pura disana.
Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih
ada sampai sekarang dan ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai
ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warnanya hitam berbelang kuning.
Bendesa Beraban merasa takjub dan kemudian menjadi pengikut Danghyang
Nirartha.
Sebagai sebuah obyek wisata, Tanah Lot telah dikelola secara profesional yang dilengkapi dengan fasilitas parkir, toilet, art shop, restoran, hotel, open stage, tourist information centre, dan fasilitas security dan safety.
Dengan membayar tiket masuk maka seluruh pengunjung telah dilindungi
dengan asuransi kecelakaan. Begitu pula dengan layanan parkirnya, setiap
kendaraan yang masuk ke wilayah tanah lot dengan membayar retribusi
parkir secara langsung sudah dilindungi dengan asuransi.